AN EXPERIMENT #12

Hana mengerjapkan matanya, “Tergantung ? Tergantung apa ? Bukannya eksperimen ini otomatis berakhir kalau kau sudah tahu hasil akhirnya ?”

“Ya. Tapi ini tidak semudah itu”, Kyuhyun menghela napasnya. “Ini tergantung dengan reaksimu. Kalau reaksimu positif, kita bisa mengakhirinya. Kalau reaksimu negatif, kau terpaksa harus menjalankan eksperimen ini lagi”

“Wow-wow, tunggu. Aku dipaksa ?”. Hana mengedip-ngedipkan mata bingung. “Memangnya apa yang terjadi ? Kenapa semua ini harus tergantung dengan reaksiku ?”

“Aku sudah melakukan suatu dosa”, aku Kyuhyun sambil menghela napas. Hana mengerjap-ngerjapkan matanya lagi. “Aku harus mengaku dosaku padamu sebelum kita mengakhiri eksperimen ini dan berpacaran. Kalau tidak, hubungan kita akan berat sebelah karena kau tidak tahu apa-apa tentangku”

“Lalu apa hubungannya dengan eksperimen ini ?”

“Aku tidak bisa bilang sekarang”

Hana menganga kecil mengamati wajah Kyuhyun untuk beberapa saat, lalu.. “Oke..”, jawabnya sambil memejamkan mata dan menghela napas, “Kalau begitu kapan ? Ayo mengakulah saja sekarang. Aku akan memberikan reaksi positif agar kita bisa mengakhirinya sekarang”, kata Hana tidak sabar.

Kyuhyun menatapnya untuk sesaat. “Aku tidak yakin reaksimu positif”, gumam Kyuhyun sambil menghindari kontak mata dengan Hana.

Hana mengerutkan keningnya. “Memangnya seburuk itu dosamu ?”

“Lebih buruk dari yang kau bayangkan”, jawab Kyuhyun menggerutu.

Hana menganga kecil lagi sambil mengerjapkan matanya bingung. “Aku tidak paham. Tapi memangnya apa dosamu ? Kau pernah mencuri ? Merampok orang ? Membunuh seseorang dengan ramuanmu ? Atau.. mem—?”, Hana menggeleng-geleng dengan tebakan terakhirnya. Ia tidak mau membayangkan kalau Kyuhyun seorang pemerkosa.

Kyuhyun mengangkat alisnya mendengar tebakan Hana tapi lalu tidak tahan untuk tertawa. “Memangnya menurutmu aku seburuk itu di matamu ? Apa aku terlihat seperti pencuri ? Perampok ? Pembunuh ?”

“Kau sendiri yang bilang dosamu sangat buruk”, gerutu Hana. Hana mengamati wajah Kyuhyun baik-baik, “Aku tidak paham. Maksudku, kalau bukan mencuri, merampok, membunuh atau semacamnya, dosa apalagi yang bisa seburuk itu ?”

“Makanya kau jangan menebak tentang dosaku pada orang lain”, bisik Kyuhyun pelan. Hana mengerjapkan matanya. Sementara Kyuhyun berusaha memandangi matanya, “Tapi coba tebak dosa apa yang sudah kulakukan padamu”

Hana mengerjapkan matanya sekali lalu diam berpikir. Ia menggali-gali ingatannya. Apa dosa Kyuhyun padanya ? Hana mulai mencari-cari dari ingatan pertamanya ketika kali bertemu Kyuhyun sampai dengan hari ini. Kening Hana berkerut, “Banyak sekali dosamu padaku”

“Banyak ?”, alis Kyuhyun terangkat sebelah.

“Eng.. aku tidak tahu juga sih. Tapi kurasa banyak sekali”, Hana menggigit bibir bawahnya lalu menatap wajah Kyuhyun, “Kau mencuri buku diariku, mengancamku, mengacuhkanku di hari pertama kita kencan, membuatku menangis di hari kedua, meracuniku dengan eksperimenmu dan terakhir..”, sebutnya satu persatu.

Hana menggantungkan kalimatnya agak lama sementara pipinya perlahan-lahan merona merah, “..kau mencuri hatiku dari Jonghyun Oppa”

Alis Kyuhyun terangkat sebelah lalu tawanya pecah di udara. “Aku mencuri hatimu ?”, tawanya geli.

“Yeah, kedengarannya memang konyol”, Hana menundukkan kepalanya sambil menggigit bibir bawah. Ia mengangkat kepalanya, “Tapi hanya dosa itu yang bisa kutebak”. Hana mendesah lalu menatap Kyuhyun jengkel, “Memangnya dosamu apa sih ? Kenapa kau tidak terus terang saja kepadaku sekarang ?”

“Aku belum punya keberanian”, rahang Kyuhyun mengeras, “Maaf”, katanya sambil menunduk dan memalingkan wajah.

Hana menatap Kyuhyun sedih sesaat, lalu menghembuskan napasnya. “Um, yeah. Tidak apa-apa”, katanya sambil ikut memalingkan wajah menatap hujan.

Hening lagi. Mereka sama-sama memandangi hujan sambil melamun.

Kyuhyun tenggelam dalam pikiran takut kehilangan Hana dan rasa bersalahnya, sementara Hana larut dalam bingung dan perasaan lelah. Kenapa mereka tidak bisa pacaran seperti layaknya pasangan normal lainnya saja ?

Lalu tiba-tiba Kyuhyun berdeham. “Hujan sudah berhenti”

Hana mendongak ke langit lalu mengangguk-angguk, “Ya, sepertinya sudah berhenti. Sudah berapa lama ya kita disini ?”, tanyanya sambil menatap Kyuhyun.

“Entah”, jawab Kyuhyun dengan kening berkerut. “Mungkin setengah jam ?”

“Atau lebih”, jawab Hana sambil mengangguk-angguk. Hana memperbaiki letak tas punggungnya lalu terkekeh, “Aku baru sadar kalau dari tadi kita masih memakai tas”

Alis Kyuhyun terangkat sebelah, “Maksudmu kau baru sadar kalau kita tadi berciuman dengan tas masih di punggung ?”

Pipi Hana hangat dan merah. “B-bukan itu”, gumamnya gagap sambil mulai berjalan meninggalkan halte.

Kyuhyun mengikutinya sambil tertawa geli. “Tidak usah malu, Hana”

Hana menggembungkan pipinya sambil menyepak kerikil. Dia mau saja tidak malu, tapi tidak bisa.

Kyuhyun berjalan di sebelahnya sambil menyungging senyum. “Baru semalam aku bermimpi seperti ini”

“Hah ?”, Hana menoleh.

Kyuhyun menoleh masih dengan senyum, “Kubilang baru semalam aku bermimpi menggodamu seperti ini”

Hana menunduk cepat-cepat ke jalan, “Oh”, gumamnya berusaha dengan nada datar dan pipi merona lagi.

“Aku juga ingat kalau aku bermimpi seperti ini”, Kyuhyun meraih tangan Hana dan menggandengnya.

Hana memandang tangannya lalu menatap wajah Kyuhyun.

Kyuhyun memberinya senyum lagi. “Boleh.. kan ?”, Kyuhyun memintanya izin.

Hana menunduk cepat-cepat lagi. “Boleh”, gumamnya dengan pipi merona.

Kyuhyun terkekeh pendek.

Hana memandangi tangannya yang digandeng Kyuhyun lagi. Hangat.. erat.. dan manis. Hana tersenyum dan mengangkat kepalanya ke Kyuhyun, “Benar. Rasanya aku juga pernah bermimpi seperti ini”

Kyuhyun hanya balas tersenyum.

Matahari sudah tidak kelihatan lagi. Tapi malam seperti kelihatan baru turun karena warna biru langit masih terlihat samar.

Kyuhyun kembali tenggelam dalam perasaan takut dan bersalahnya. Keningnya berkerut terus selama mereka berjalan kembali ke sekolah asrama mereka. Haruskah ia berterus terang sekarang ?

“Hana..”, panggilnya sambil berhenti berjalan.

Hana ikut menghentikan langkahnya dan berbalik menghadapnya, menjawab panggilan.

Kyuhyun menimbang-nimbang keputusannya sambil memandangi wajah Hana dengan kening yang berkerut dalam. Lalu Kyuhyun menghela napasnya dan memejamkan mata, “Aku ingin tahu soal Lee Jonghyun”, ucapnya cepat, terburu-buru dan tidak nyambung sama sekali dengan pertimbangannya tadi.

“Lee Jonghyun ?”, tanya Hana dengan kening berkerut. Lalu matanya melebar kaget, “Bagaimana kau bisa tahu tentang Jonghyun Oppa ?”

Kyuhyun membuka matanya dan menatap Hana sedikit jengkel, “Kau yang bilang tadi kalau aku mencuri hatimu dari anak itu”. Kyuhyun tidak mau menyebut nama Jonghyun. Entah kenapa, ia benci Jonghyun.

“Iya, tapi aku kan tidak bilang nama lengkapnya”, jawab Hana masih dengan mata melebar kaget. “Bagaimana kau bisa tahu ?”

Kyuhyun mendengus dan memalingkan wajahnya. “Memangnya aku tak boleh tahu ?”, gerutunya dengan gigi terkatup rapat.

“Hah ?”, Hana mengerjap. Ia tidak dengar apa yang dikatakan Kyuhyun, tapi karena mood Kyuhyun berubah, Hana sadar ia bisa celaka kalau mendesak Kyuhyun bicara. “Jonghyun Oppa itu kakak kelas kita”

Melihat Kyuhyun menatapnya tajam, menuntut penjelasan lebih, Hana melanjutkan lagi, “Dia teman kakak sepupuku, Donghae. Dia teman seklub Donghae Oppa. Dia sangat hebat dalam sepak bola”

“Aku sudah tahu”, gerutu Kyuhyun jengkel dengan suara beratnya.

“Dan em..”, Hana menggigit bibir bawahnya, “Seperti yang sudah kukatakan padamu secara tersirat.. Aku pernah suka padanya”

“Itu juga aku sudah tahu”, gerutu Kyuhyun dengan anak jakun naik turun.

“Lalu.. em..”, Hana menggigit bibir bawahnya makin keras lalu menunduk sambil menjawab, “Aku tidak suka padanya lagi. Aku sudah jatuh cinta padamu”

Kyuhyun mengerang rendah. Hana mengangkat kepalanya cepat dan menatap Kyuhyun bingung. “Kenapa kau marah ? Apa aku sudah salah mengatakan sesuatu ?”

Kyuhyun memandang Hana dan berusaha keras menahan amarahnya. “Aku ingin kau cerita tentang bagaimana kau bisa jatuh cinta padanya, Hana. Bukan hal yang sudah aku tahu.”

Hana menatapnya tertegun untuk beberapa saat. “Seberapa banyak yang kau tahu tentangnya ?”, tanyanya setelah menelan air ludahnya sendiri.

“Sebanyak yang ingin kutahu”, jawab Kyuhyun sambil menatap Hana tajam. Hana menatapnya kecewa, jadi Kyuhyun berusaha menjelaskan, “Anak itu selalu membuatmu menangis, tapi kau tidak pernah mau menceritakan satu hal pun tentangnya padaku, Hana.”

Hana mengiba, “Tapi kau tidak perlu berlebihan seperti ini”

“Ini tidak berlebihan”, bantah Kyuhyun. “Ini semua wajar karena aku mengkhawatirkanmu.”

Hana menatapnya lembut untuk sesaat, lalu memejamkan mata sambil menghembuskan napas, “Oke. Apa yang ingin kau tahu lagi darinya ?”

“Bukan tentangnya lagi”, koreksi Kyuhyun. “Tapi tentang kau. Bagaimana kau bisa jatuh cinta padanya ?”

Hana menarik napas dan memejamkan matanya lagi. “Aku tidak ingat lagi bagaimana”, desahnya sambil membuka mata.

Rahang Kyuhyun mengatup rapat, tidak puas. Tapi ia menahan diri. “Kalau begitu cerita kenapa kau selalu menangis karenanya”

Hana mengangkat pandangannya ke mata Kyuhyun. “Karena aku merasa bersalah padanya.”

Kyuhyun memberinya tatapan tegas. Hana menghela napas, “Kau ingat malam pesta kemenangan anak sepak bola beberapa hari yang lalu ?”

Hana menunduk, “Malam itu seharusnya adalah malam dimana Jonghyun Oppa menyatakan perasaannya padaku. Malam itu seharusnya menjadi akhir penantianku selama ini”, Hana mengangkat kepalanya, “Um, yeah, kau tahu kan kalau saat itu aku belum menyadari perasaanku padamu”

Kyuhyun masih menunggunya bercerita lebih. Hana menarik napasnya sambil menunduk lagi, “Tapi aku malah mengacaukannya malam itu. Aku terlalu bodoh dan tidak membaca sinyal darinya baik-baik. Ia sudah sangat jelas menunjukkan rasa sukanya padaku melalui sikap-sikapnya selama ini.”

Hana terkekeh, “Aku tidak tahu apa perasaanku terlalu sensitif atau apa. Aku salah mengartikan sikapnya padaku. Kukira ia bersikap baik padaku karena ia menganggapku adiknya. Tapi ternyata aku salah”, Hana terkekeh lagi dan mengangkat wajahnya ke Kyuhyun, “Aku bodoh, kan ?”

Kyuhyun menatapnya tajam, “Bodoh sekali. Dasar gadis bodoh. Kalau kau ingin menangis, kenapa tidak menangis saja ? Kenapa malah tertawa seperti orang bodoh ?”

Mata Hana melebar kaget. Ucapan Kyuhyun tepat dan menusuk. Perasaannya jadi campur aduk antara marah dan sedih. Lalu ia tidak tahan lagi untuk menangis. “Kalau aku bodoh, kenapa kau suka padaku ?”, jengkel Hana, menangis.

Kyuhyun tidak menjawab dan hanya menarik Hana ke dalam pelukannya. Hana menangis di bahu Kyuhyun. Tapi lalu berusaha melepaskan dirinya dari Kyuhyun. “Lepaskan aku. Aku tidak akan bisa berhenti menangis nanti”, gumam Hana sambil menahan tangis.

Kyuhyun melepaskannya. Hana menghapus air matanya dan menatap Kyuhyun tajam. Ia mengulang pertanyaan yang hampir sama, “Aku juga sangat jahat. Kenapa kau suka pada orang jahat sepertiku ?”, tanyanya jengkel.

“Karena bukan kau saja yang jahat disini. Aku lebih jahat daripadamu”, jawab Kyuhyun dengan raut wajah serius.

Hana menganga kecil mendengar jawaban Kyuhyun. “A-aku tidak mengerti”, bisik Hana pelan dan lirih.

“Kau tidak perlu mengerti, karena ini belum saatnya”, jawab Kyuhyun menghela napas, lalu menatap mata Hana lurus, “Kau hanya perlu percaya padaku dan tetap berada di sisiku sampai waktunya”

Hana mengerjapkan matanya, “Maksudmu kau ingin aku tetap sabar menunggu eksperimen ini berakhir sampai kau bisa mengaku dosamu padaku ?”

“Yeah, kira-kira setengah dari maksudku begitu”, jawab Kyuhyun dengan wajah hati-hati.

Hana masih menatapnya bingung. “Aku masih belum paham,” bisiknya sambil mencari-cari di mata Kyuhyun.

Kyuhyun memalingkan wajah dan menyipit matanya entah ke benda apa. “Hana.. Kurasa lebih baik kalau kita pulang saja asrama”

Hana tidak memberontak ketika Kyuhyun mengandeng tangannya lagi –mengajaknya pulang.

Beberapa langkah lagi di depan gedung asrama putri, Kyuhyun berhenti dan melepaskan gandengan tangannya dari Hana.

Hana berbalik menghadapnya.

Kyuhyun menatapnya teduh lalu hanya menatap pipi Hana. Di bawah sinar kuning lampu jalan setapak asrama, Kyuhyun bisa melihat sisa air mata Hana di pipinya. Kyuhyun mengusap jempolnya ke pipi Hana sambil memanggil, “Hana..”

Kyuhyun mengangkat pandangannya ke mata Hana dan berbisik lembut, “Kau kusebut bodoh, hanya karena aku tidak suka dengan sikap sok tegarmu.. tapi..”. Kyuhyun menarik dagu Hana dan mencium kening Hana, “Di saat yang sama, aku juga sungguh menyukai gadis bodoh yang berusaha tegar sepertimu”, bisik Kyuhyun di kening Hana.

Mata Hana bersinar oleh rasa terpesona. Jantungnya berdegup keras. Dengan pipinya yang hangat merona, Hana berusaha menatap mata Kyuhyun.

Kyuhyun melepas wajah Hana sambil tersenyum ‘selamat malam’ ke Hana, lalu berbalik pergi meninggalkan Hana.

Hana menatap kepergian Kyuhyun dengan tertegun. Jantungnya masih berdebar keras dan seluruh tubuhnya menghangat. Hana mengerjapkan matanya menutup mulutnya untuk menyembunyikan suara teriakan senangnya. Suara teriakannya teredam, tapi Hana tetap melirik kiri kanannya hati-hati, takut ada yang mendengar. Lalu Hana berlari masuk gedung asramanya dengan jantung masih berdegup kencang.

Sungguh.. Ia sangat senang jadi gadis bodoh yang disukai Kyuhyun.

Hana berlari senang di koridor asramanya tapi lalu berhenti dengan sangat terkejut saat Nayoung tiba-tiba meloncat keluar dari persembunyiannya ke depan Hana.

Mata Hana melebar. Sementara Nayoung menyipitkan matanya curiga ke Hana, “Aku sudah tahu semuanya dari Yoon”

Mata Hana makin melebar dan ia mengedip-ngedipkan matanya.

Nayoung menyeretnya, “Sekarang kau harus mengaku”

Nayoung membuka pintu kamar Hana, menyeretnya masuk, dan menutup kembali pintu kamar dengan bantingan yang cukup keras.

Hana menatap terkejut Yoon yang berdiri di depannya dengan wajah dingin dan tangan terlipat di dada lalu menatap takut Nayoung yang sedang mempelototinya.

“Mengakulah”, suruh Nayoung.

Hana menggigit bibir bawahnya, “Youngiii.. Aku kan sudah mengaku padamu tadi sore”

“Mengakulah lagi !”, teriak Nayoung. “Apa benar kau mau dibodoh-bodohi oleh anak aneh itu ?”

“Dibodoh-bodohi, aPA ?!!”, ulang Hana dengan mata melebar. Ia melirik Yoon yang sedang membuang wajahnya. Hana memejamkan mata dan menarik napasnya dalam-dalam, “Aku.. tidak.. dibodoh-bodohi..”, jawab Hana geram sambil menekan setiap kata-katanya.

“Apanya yang tidak dibodohi-bodohi ?!! Kyuhyun membodohimu soal ramuan yang tidak pernah ada di dunia—“

“AKU TIDAK DIBODOH-BODOHI !!”, teriak Hana kesal, lalu menyesal dengan menghela napas dan memejamkan matanya lagi. “Aku tidak dibodoh-bodohi”, ulangnya, menenangkan diri.

Nayoung terkejut. Sementara Yoon ikut menghela napas, menenangkan dirinya yang hampir ikut meledak karena suara bentakan Hana.

Hana membuka matanya dan berusaha menjelaskan semuanya ke Nayoung dengan baik-baik. “Kyuhyun tidak membodohiku, youngii. Dia benar soal ramuan itu dan aku memang jatuh cinta padanya sekarang. Ia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Kami bahkan sudah pacaran sekarang”

“APA ?!!!”, teriak Nayoung terkejut.

Yoon melebarkan matanya.

Hana memejamkan matanya, berusaha mengatur emosinya tenang lagi. “Ya”, jawabnya saat membuka mata. “Tidak ada yang melarang kami pacaran, bukan ?”

“Hanaaaaaa..”, Nayoung menekan suaranya yang ingin berteriak marah ke Hana, suaranya malah terdengar seperti lolongan putus asa. “Apa kau sudah gila ? Apa kau benar-benar jatuh cinta padanya ?”

“Aku tidak gila karena jatuh cinta padanya”, jawab Hana tegas. “Ia juga laki-laki biasa, Youngii”

“HANAAAAA !!”, kali ini Nayoung benar-benar tidak bisa memaksakan dirinya untuk tidak berteriak marah. “Kau tidak ingat dengan perasaanmu pada Jonghyun Oppa ?!! Kau lupa dengannya ?!!”

Ditanyai soal kepeduliannya pada Jonghyun, Hana diam untuk beberapa saat. “Tidak. Sedikit pun aku tidak lupa”, jawab Hana sambil berpaling untuk menggigit bibir bawahnya.

“Kalau kau tidak lupa, kenapa kau malah pacaran dengan anak aneh itu, Hanaaaa ?”, tanya Nayoung benar-benar putus asa dengan kelakukan sahabatnya. “Kau tidak tahu akibat tindakanmu ini ? Kau tidak tahu bagaimana sikap asli anak aneh itu, kan ? Kau tidak lihat Im Saera ? Bukannya aku sudah cerita padamu tentang bagaimana menderitanya ia berhubungan dengan Sungmin ?”

Hana menoleh cepat, menatap Nayoung dengan pandangan bertanya.

“Mereka putus lagi”, jawab Nayoung kesal. “Saera yang memutuskan hubungan mereka”

“Apa ?”, tanya Hana terkejut.

“Kau kaget ? Apa kau ingin tahu karena apa ?”, tanya Nayoung jengkel. “Tanya saja pada pacar barumu yang jahat !”

Hana tertegun tidak mengerti. Tapi ada firasat jelek yang menyusup ke dalam hatinya. “K-kenapa kau sebut Kyuhyun jahat ?”, tanya Hana gagap.

“Karena dia yang memaksa Saera memutuskan Sungmin !”, teriak Nayoung. “Aku tidak tahu kenapa Kyuhyun sangat benci dengan hubungan Saera dan Sungmin. Tapi kau harus tahu, Hana. Sudah berapa kali ia membuat Saera sakit hati !”

Hana membulat matanya tidak percaya. Hana menatap lantai kamarnya. Apa Nayoung sedang membohonginya atau tidak ?

“Kalau kau tidak percaya lihat saja Saera ke kamarku sana ! Kalau kau lihat mungkin kau akan percaya !”

Hana mengangkat kepalanya dan tertegun untuk sesaat. Lalu ia berlari keluar kamar menuju kamar Nayoung dan Saera. Ia membuka pintu Saera dengan sekali sentakan dan melihat Saera duduk menangis tersedu-sedu di atas kasur.

Saera menoleh melihatnya lalu menghapus air matanya cepat. “Kau mencari Nayoung ?”, tanyanya tak sengaja dengan seenggukan.

Hana terhenyak dan kakinya mundur selangkah. “Tidak”, jawabnya sebelum menutup kembali pintu kamar Nayoung.

Hana menatap nanar pintu kamar Nayoung. Kenapa ini ? Kenapa ia merasa kecewa ? Kenapa ia merasa sedang dikhianati ?

Agak lama melamun, Hana mengayunkan lagi kenop pintu kamar Nayoung. Saera menoleh lagi melihat Hana berdiri di ambang pintu kamarnya seperti zombie. “Saera.. Apa kita bisa bicara sebentar ?”

 

Apa pun.. Tidak ada yang membuatnya berhenti merasa resah.

Setelah sampai di kamar asramanya, Kyuhyun melemparkan tas ranselnya  sembarangan lalu duduk mengusap wajah di tepi ranjang. Ini tidak benar, ulang suara hatinya berkali-kali.

Kyuhyun sudah mandi untuk menyegarkan tubuhnya, memainkan game PSP-nya, membaca buku, belajar bahkan berusaha tidur memejamkan mata di kasur untuk menghilangkan perasaan resahnya.

Semuanya sia-sia.. Kyuhyun tetap resah dengan respon Hana nanti. Apakah Hana akan membencinya ?

Kyuhyun terus memikirkan perasaannya yang resah sambil berbaring di kasur. Lalu pintu kamarnya dibuka oleh Sungmin. Kyuhyun membuka matanya dan bertumpu siku untuk melihat Sungmin masuk dengan wajah masam yang lelah. Butuh waktu dua detik bagi Kyuhyun untuk ingat soal nasihatnya pada Saera. “Kau baru pulang ?”, tanya Kyuhyun basa basi.

Sungmin tidak menjawab. Ia hanya melempar tas dan melenggang masuk kamar mandi.

Kyuhyun tidak berpikir curiga. Secara singkat, ia pikir Sungmin hanya sedang lelah karena sepanjang sore keluar dengan Saera.

Setelah Sungmin masuk ke kamar mandi, Kyuhyun kembali dilanda oleh perasaan resahnya. Ia berbaring lagi. Kali ini tidak dengan memejamkan mata, hanya meletakkan sebelah tangannya ke kening sambil ia melamun memandangi langit-langit kamarnya.

Sulit, pikirnya. Ia tidak bisa cerita pada Hana dengan benar kalau perasaannya resah terus begini. Keegoisannya untuk mempertahankan hubungannya dengan Hana tinggi. Tapi perasaan bersalahnya juga tidak mau kalah. Kyuhyun tenggelam kembali dalam perang batinnya sampai ia mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka oleh Sungmin.

Kyuhyun menumpukan sikunya lagi di kasur untuk melihat Sungmin memakai kaos dan celana panjangnya. “Kukira kau akan pulang lebih larut daripada ini”, Kyuhyun mencoba bercanda sambil terkekeh. “Apa yang terjadi antara kau dan Saera ?”

Rahang Sungmin mengatup keras. “Sama seperti yang kau harapkan”, jawab Sungmin, berbicara dengan mulut yang tertutup rapat.

“Apa ?”. Kyuhyun duduk dengan benar di kasurnya, “Apa katamu tadi ?”

“Kami putus”, jawab Sungmin singkat sambil duduk di kursi meja belajar yang bisa berputar.

Kyuhyun menahan senyumnya dan bertingkah seolah-olah ia belum tahu. “Oh. Kenapa ?”

Tangan Sungmin yang menggengam pensil gemetar kuat. Sungmin kesal dengan kepura-puraan Kyuhyun. “Entah”, jawab Sungmin sambil mulai pura-pura menulisi buku catatannya.

“Oh. Bukannya bagus ?”, jawab Kyuhyun tanpa menyadari suasana hati Sungmin. Kyuhyun menyilangkan kakinya dan tersenyum ke Sungmin, “Bukankah dengan begitu kau jadi lebih leluasa untuk mendekati gadis yang kau sukai ?”

Sungmin mendengus sinis, “Cih. Jadi menurutmu begitu ?”

Nada sinis dan ejek Sungmin membuat Kyuhyun terkejut dan mengerutkan keningnya. Ada apa ? Apa yang salah dengan Sungmin yang seharusnya kelihatan bahagia setelah diputuskan oleh Saera ?

Sungmin memutar kursinya menghadap Kyuhyun. “Jadi menurutmu lebih baik kalau aku jadi lebih leluasa mendekati gadis yang kusukai ?”. Senyum Sungmin makin sinis melihat raut bingung di wajah Kyuhyun. “Kau sama sekali tidak keberatan ?”

Kyuhyun mengatupkan rahangnya keras. “Apa maksudmu ?”, tanya Kyuhyun mulai tidak suka dengan situasi panas yang diciptakan oleh Sungmin.

“Tidak ada”, Sungmin memutar kembali kursinya ke posisi semula. “Lupakan saja. Aku sepertinya tidak akan mau melakukan itu karena aku tidak mau jadi jahat seperti kau.”

Kyuhyun hanya diam walaupun ia masih kesal dan bingung.

“Aku heran mengapa orang lain menyebutmu si pintar. Kalau kau pintar kenapa kau tidak sadar kalau adalah orang yang jahat”, cibir Sungmin tajam sambil membuka kembali buku catatannya.

Kyuhyun diam dengan rahangnya yang mengatup rapat dan berkedut-kedut. Ia marah. Tapi apa maksud cibiran Sungmin sebenarnya ?

Sungmin menyebutnya jahat, maka ada kemungkinan Sungmin sudah tahu siapa yang membujuk Saera untuk memutuskan hubungan mereka. Oke.. Kyuhyun mengakui dirinya jahat.

Tapi satu lagi..

“Jadi menurutmu lebih baik kalau aku jadi lebih leluasa mendekati gadis yang kusukai ? Kau sama sekali tidak keberatan ?”

Kyuhyun menunduk dan berpikir keras. Mengapa Sungmin bertanya apakah ia keberatan ? Apa maksudnya ? Jangan-jangan..

“Sungmin..”, panggil Kyuhyun sambil mengangkat kepalanya untuk menatap punggung Sungmin dengan kening yang berkerut keras, “..apa kau juga menyukai Hana ?”

 

Saat membuka mata, Hana melihat Yoon sedang menarik tirai jendela kamar mereka sampai terbuka. Yoon berbalik dan agak terkejut melihat Hana sudah bangun. Tapi ia berusaha mengendalikan ekspresinya dan tetap mempertahankan wajah datarnya. “Aku berangkat duluan”, katanya sambil memakai ransel dan berjalan ke pintu.

Hana berusaha duduk. Sementara Yoon berhenti di tengah jalan dan berbalik padanya, “Sebaiknya kau bawa payung karena diluar sepertinya hujan akan turun”, kata Yoon sebelum berbalik lagi dan pergi menghilang ke balik pintu.

Setelah melihat pintu ditutup, Hana menoleh memandang jendela. Awannya memang mendung. Gelap sekali.

Hana bangun dengan malas dan menyeret kakinya ke kamar mandi. Ia menggosok gigi dan mencuci mukanya di westafel kamar mandi. Melihat bayangan wajahnya yang lusuh di cermin westafel, Hana ingat ucapan Saera semalam.

“Aku tidak tahu kenapa Kyuhyun benci sekali dengan hubunganku dan Sungmin, Hana. Ia bilang padaku kalau Sungmin tidak bahagia berbalikan denganku, tapi kemarin saat aku memutuskan Sungmin, ia marah padaku dan bilang aku mempermainkan hatinya. Padahal aku tidak melakukan apa-apa. Kyuhyun yang melakukannya”

Hana membasuh lagi wajahnya dengan air keran, tapi kali ini dengan sembrono sampai baju kaos yang dipakainya basah. Hana mengangkat wajahnya lagi ke cermin dan hatinya mulai bertanya..

Kyuhyun mungkin saja mempermainkan hatimu juga. Menurutmu apa motif Kyuhyun meminta Saera memutuskan hubungannya dengan Sungmin selain kalau Kyuhyun memang menyukai Saera ? Dan bukannya Kyuhyun sudah mengatakan kalau ia punya dosa padamu ? Menurutmu apa dosa terburuknya selain mempermainkan hatimu ? Lalu menurutmu apa alasan ia menyebutmu sebagai gadis bodoh ? Dan lagi.. menurutmu kenapa ia menyebut dirinya lebih jahat daripadamu ?

Hana mematikan keran air westafelnya dengan marah sebelum air itu memenuhi wadah westafel. Hana menatap bayangan wajah sendiri di cermin lagi. Ia marah.

Hana mandi dengan cepat hari itu. Selesai mandi dan berpakaian, Hana menoleh keluar jendela. Sudah hujan. Hana mengeluarkan payung kuning cerahnya dari dalam lemari.

Dua menit kemudian, Hana sudah berada di tengah-tengah sekumpulan murid-murid sekolah lain di jalan setapak. Di bawah payung kuning cerahnya, Hana berjalan sambil berpikir lagi..

Hana masih belum percaya dengan argumen hatinya. Ia masih berharap Kyuhyun mempunyai alasan lain mengapa ia ikut campur dengan urusan Sungmin dan Saera. Hana yakin, sedikit. Tapi keyakinannya jadi naik dan turun saat ia ingat kata-kata Kyuhyun kemarin.

“Kau tidak perlu mengerti, karena ini belum saatnya. Kau hanya perlu percaya padaku dan tetap berada di sisiku sampai waktunya”

“Sampai waktunya, kapan ?”, desah Hana, menggerutu. Hana menunduk menatap jalan di bawah kakinya, melamun.

Sampai ia mendengar suara Kyuhyun di sebelahnya, lamunannya buyar. “Seseorang sepertinya sangat benci hujan hari ini”

Hana menoleh untuk melihat Kyuhyun tersenyum nyengir kepadanya. “Halo… kuning”, ejeknya tersenyum menyeringai setelah melirik payung Hana. “Bagaimana kabarmu pagi ini ?”

Rasa marah dan bimbangnya lenyap entah kemana. Hana mendengus menahan senyum. Ia menatap balik Kyuhyun lalu sadar payung Kyuhyun berwarna putih transparan. “Baik-baik saja, ” jawab Hana sambil melirik payung Kyuhyun, “.. transaparan..”, ejek Hana balik.

Kyuhyun tertawa pendek. “Rupanya kau mulai pintar membalasku, huh ?”. Hana hanya memberinya senyum sok angkuh sambil mengangkat dagunya. Kyuhyun tertawa lagi, kali ini lebih keras, mengundang perhatian orang-orang yang berjalan di sekitar mereka.

Beberapa gadis di sekitar mereka mulai berbisik-bisik, bergosip tentang mereka.

Hana berhenti melangkah untuk menatap sekelilingnya. Kyuhyun juga ikut berhenti melangkah dan berhenti tertawa dan juga ikut memandang sekeliling mereka.

“Bukankah yang bersama gadis itu si anak aneh ?”

“Bukahkah itu Lee Hana dan Cho Kyuhyun ?”

“Apa yang mereka lakukan bersama ?”

Bisikan itu menyebar dengan cepat.

Hana mencengkram erat pegangan payungnya sambil menggigit bibir, menahan senyum bahagia. Inilah yang ditunggu-tunggunya ! Sebentar lagi hubungan ia dan Kyuhyun tidak akan jadi rahasia umum lagi !

Hana menoleh ke Kyuhyun, ingin berbagi rasa senangnya. Tapi Kyuhyun tampak tidak senang. Laki-laki itu berdiri tegak, diam dan kaku. Rahangnya mengatup rapat dan keningnya berkerut tidak senang. Kyuhyun jelas mengkhawatirkan perubahan keadaan yang sebentar lagi akan menimpa Hana.

“Kyu..”, panggil Hana. Kyuhyun menoleh. Hana memberinya senyum yang mewakili semua perasaan bahagianya. “Ini akan jadi awal hari yang paling membahagiakan untukku”, bisik Hana lewat senyum.

Kyuhyun menatap Hana dengan rahangnya yang makin keras. “Tidak, Hana”, geleng Kyuhyun. “Ini akan jadi awal hari yang paling buruk untukmu.”

Kyuhyun memalingkan wajahnya, menatap marah entah ke mana. Lalu kembali berjalan cepat sambil menggerutu, “Seharusnya aku tidak menghampirimu tadi”

Hana mengejarnya dan berusaha berjalan di sebelahnya, “Tidak, kau sudah melakukan tindakan yang benar. Sudah seharusnya kau menghampiriku”

“Aku akan menghancurkan masa SMA-mu. Aku membukakan pintu neraka untukmu”, gerutu Kyuhyun lagi.

“Tidak, kau tidak. Kau akan membukakan pintu kebahagiaan untukku,” koreksi Hana lagi.

Kyuhyun berhenti berjalan dan mempelototi Hana marah. “Kau akan kehilangan teman-temanmu, apa menurutmu itu kebahagiaan ?”

“Ya”, jawab Hana sambil menatap mata Kyuhyun balik dengan mantap. “Asalkan aku tidak kehilanganmu, bagiku itu kebahagiaan”

“Hana, kau bodoh”

“Tidak apa-apa. Karena kau suka dengan gadis bodoh sepertiku”

Kyuhyun menatap Hana marah. Hana balas menatapnya tenang. “Kau hanya perlu percaya padaku, Kyu”, bisik Hana sambil menatap kedua mata Kyuhyun. “Tetaplah berada di sisiku sampai waktunya, ingat ?”

Otot-otot rahang Kyuhyun mengendur, tapi matanya masih bersinar marah. Hana menghela napasnya sambil melangkah maju sampai ujung payungnya dan payung Kyuhyun menempel. Hana mendongak untuk menatap wajah Kyuhyun, “Percayalah padaku kalau aku bisa melewati ini. Dan tetaplah berada disisiku, apa aku juga boleh minta kau seperti itu ? Seperti yang kau minta padaku semalam ?”

Kyuhyun menatap Hana untuk sesaat lalu memejamkan mata. “Oke”, katanya sambil menghela napas dan membuka mata. “Akan kucoba,” gumam Kyuhyun ragu. Jauh dalam lubuk hatinya ia masih khawatir Hana tidak bisa melewati semua kejadian buruk nanti.

Hana tersenyum dan melangkah mundur. Lalu mereka berjalan lagi dan mendengar bisikan lain.

“Astaga !”, pekik tertahan seorang gadis di belakang mereka. “Apa kau dengar yang mereka bicarakan tadi ?”

Teman gadis itu mengangguk-angguk. “Apa mereka pacaran ?”

Hana terkikik geli mendengar gosip kedua gadis di belakangnya dan menoleh ke Kyuhyun. Kyuhyun hanya memberinya senyum tipis. Bagaimanapun, Kyuhyun masih tetap khawatir.

Mereka melangkah bersama dalam hujan. Sesampainya di teras gedung sekolah, makin banyak bisikan dan pandangan mata ke arah mereka. Hana dan Kyuhyun melipat payung mereka dengan tenang, dan masuk ke koridor sekolah bersama-sama.

Di sepanjang koridor, mereka mendengar orang-orang bergosip tentang mereka.

“Kau yakin mereka pacaran ?”

“Tapi bukannya itu adiknya Lee Donghae, kapten tim sepak bola kita ?”

“Sudah kuduga ! Mereka kemarin duduk bersama di kantin.”

“Wow. Seleranya rendah sekali.”

“Kupikir mereka cocok.”

“Tapi kupikir Hana dekat dengan teman kakaknya, Jonghyun. Apa hubungan mereka berakhir ?”

“Oh~ gadis yang jahat. Pasti dia yang menjauhi Jonghyun karena anak aneh itu.”

“Sudah kubilang, seleranya rendah sekali. Dia lebih memilih si anak aneh daripada Jonghyun ? Ckck, tidak bisa dipercaya”

“Tapi dia pantas dengan anak aneh itu, haha.”

Hana berjalan sambil menunduk. Sementara Kyuhyun berjalan sambil mengepalkan tangannya keras di kedua sisi tubuhnya. Ia marah. Pertama, marah pada orang-orang yang dari tadi mencibir Hana. Kedua, ia juga marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Hana sendiri merasa kecewa dengan dirinya. Ia tadi bilang ke Kyuhyun, ia bisa melewati semua ini. Tapi sekarang kenapa ia malah menyerah dan putus asa ?

Di belokan koridor, menuju lokernya, Hana berhenti dan mengangkat wajahnya ke Kyuhyun. “Aku mau ke lokerku dulu”, katanya ke Kyuhyun.

“Kutemani”, jawab Kyuhyun sambil berbelok ke belokan.

Hana menahan lengannya cepat. Kyuhyun menoleh dengan pandangan bertanya. “Tidak usah”, geleng-geleng Hana. “Kau ke kelasmu saja”

“Hana..”, Kyuhyun merapatkan semua giginya dan memejamkan mata, menahan marah. “Aku mau menemanimu”, jawabnya setelah membuka mata.

Melihat Kyuhyun menahan marah, Hana tidak bilang apa-apa. Selanjutnya ia hanya diam berjalan di sebelah Kyuhyun. Hana tidak berani mengungkapkan rasa takutnya ke Kyuhyun.

Dan persis seperti yang ditakutkan Hana. Di depan lokernya, Donghae berdiri tegak dan marah. Begitu melihat Hana dan Kyuhyun berjalan pelan berdampingan dari jauh, Donghae segera memberi mereka pelototan marah.

Rahang Kyuhyun mengeras, melihat Donghae. “Kakak sepupumu”, gumamnya ke Hana.

“Maafkan aku. Aku tidak bilang padamu sebelumnya”, balas Hana bergumam sambil menunduk. Hana lalu mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun, merasa bersalah, “Donghae Oppa sudah tahu aku berkencan dengan seseorang”

“Seseorang ?”, tanya Kyuhyun dengan kening berkerut tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Donghae di depan. “Maksudmu ia belum tahu kau berkencan dengan siapa ? Ia belum tahu itu aku ?”

“Belum”, geleng Hana. “Tapi ia sudah memperingatkan aku bahwa ia tidak peduli siapa yang kencan denganku, ia tetap tidak akan suka”

Kyuhyun mendengus sambil menyeringai, “Bukannya itu bagus ?”

Hana menatap Kyuhyun takut. Perutnya bergejolak sakit karena punya firasat buruk. “Kau tidak akan berkelahi dengan Donghae Oppa, kan ?”, Hana menggigit bibir bawahnya.

Kyuhyun melirik Hana –masih dengan menyeringai-, lalu menatap Donghae lagi. “Kalau itu perlu, kenapa tidak ?”

“Kyuhyun !”, bisik Hana keras, protes. “Dia itu kakak sepupuku !”

“Aku tahu benar, Hana. Semua orang tahu siapa Donghae untukmu”, bisik Kyuhyun sinis. Hana hanya menatapnya kesal, kecewa dan kalah. Sampai beberapa langkah lagi mereka sampai di depan Donghae, Kyuhyun sengaja menggandeng tangan Hana dan berbisik menambahkan, “Maafkan aku, Hana. Tapi aku hanya akan memberi pelajaran kecil untuk kakak sepupumu yang overprotektif”, bisik Kyuhyun tersenyum menyeringai.

 

Wew ! Kayaknya chapternya akan makin banyak -___-‘

Sorry /bow/

Aku ngepostnya kelamaan, dan.. malah comeback dengan cerita yang makin ngawur dan panjang T___T

Sorry –sekali lagi- /bow/

Tapi kalau ada yang merasa bosan + merasa ceritanya makin ngawur, tolong kasih tahu ya~

Mungkin setelah kalian bilang dengan jujur, ideku akan berhenti mengalir ngawur dan ‘plup’ ! ceritanya akan habis.

Terima kasih buat semua reader yang kemaren-kemaren udah comment + support aku.

Oke, udah itu aja..

Dan oh ya.. buat yang minta scene Kayeon-Kay lagi. Ntar aku buat ya

Annyeong ^^~

4 respons untuk ‘AN EXPERIMENT #12

  1. Hae ama kyu bakal berantem ga ya ? 😦
    Kalo berantem aku dukung hae ! /plak XD
    Ini sbenernya ada apa diantara mereka berempat deh 😦 penasarans….

  2. Ah~ baru baca…

    Dosa ? Dosa apa yang telah kau lakukan Kyu ? bukan maling ayam kan ? bukan kan ? #plak

    Hmm.. sedikit konflik mulai terasa dan… well , aku… ng… SUKA ! hyahahahahaha #plak

    Itu kenapa sih si Kyu dimusuhin terus ? gak tau apa si kyu itu namja epil nan menggoda yang pernah ada ??
    Tapi , ia juga sih abis nya kyu masa nyuruh bg umin putus dari saera.. gak sadar apa udah ada aku yang sama dia *digeret Dae pulang*

    Ah~ onnie.. aku selalu menantikan lho ff ini.. jangan dihentikan ya.. meskipun kadang aku baca nya telat , tapi aku nunggu lho.. suka abinya ama love story mereka berdua..

    Next chap ! 😉

Tinggalkan komentar